Pasti kamu pernah bertanya, kenapa sih kita mesti belajar
matematika? dari mulai kita kecil, SD, SMP, SMA/SMK, bahkan kuliah pun
matematika seolah-olah menjadi mata pelajaran yang wajib. Bahkan saat ujian
nasional pun matematika termasuk mata pelajaran yang diujikan.
Kadang malah kita berpikir apa ya
manfaatnya belajar matematika?
Apakah ada hubungan belajar
matematika dalam kehidupan nyata?
Trus belajar integral,
differensial, aljabar linier, fungsi kompleks apakah memberikan pengaruh bagi
kehidupan kita?
Buat yang penasaran, liat nih
beberapa manfaat yang kamu dapet kalo kamu belajar matematika
1. Cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan
yang teratur dan tertentu. dengan belajar matematika, otak kita terbiasa untuk
memecahkan masalah secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan
nyata, kita bisa menyelesaikan setiap masalah dengan lebih mudah
2.
Cara berpikir matematika itu
secara deduktif. Kesimpulan di tarik dari hal-hal yang bersifat umum. bukan
dari hal-hal yang bersifat khusus. Sehingga kita menjadi terhindar dengan cara
berpikir menarik kesimpulan secara “kebetulan”. Misalnya kita tidak bisa
menyatakan kalo “kita tidak boleh lewat jalan A pada hari sabtu, karena jalan
tersebut meminta tumbal tiap hari sabtu” hanya karena ada beberapa orang yang
kebetulan kecelakaan dan meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu. Kita
seharusnya berpikir bahwa orang yang meninggal di jalan tersebut pada hari
sabtu bukan karena tumbal. tapi harus dianalisa lagi apakah karena orang tersebut
tidak hati-hati, ataukah jalan yang sudaha agak rusak, atau sebab lain yang
lebih rasional.
3. Belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih
teliti, cermat, dan tidak ceroboh dalam bertindak. Bukankah begitu? coba saja.
Masih ingatkah teman-teman saat mengerjakan soal-soal matematika? kita harus
memperhatikan benar-benar berapa angkanya, berapa digit nol dibelakang koma,
bagaimana grafiknya, bagaimana dengan titik potongnya dan lain sebagainya. Jika
kita tidak cermat dalam memasukkan angka, melihat grafik atau melakukan
perhitungan, tentunya bisa menyebabkan akibat yang fatal. Jawaban soal yang
kita peroleh menjadi salah dan kadang berbeda jauh dengan jawaban yang
sebenarnya.
4. Belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar
dalam menghadapi semua hal dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam
matematika yang penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, tentu kita harus
bersabar dan tidak cepat putus asa. jika ada langkah yang salah, coba untuk
diteliti lagi dari awal. Jangan-jangan ada angka yang salah, jangan-jangan ada
perhitungan yang salah. Namun, jika kemudian kita bisa mengerjakan soal
tersebut, ingatkah bagaimana rasanya? rasa puas dan bangga.( tentunya jika
dikerjakan sendiri, buakn hasil contekan,. he.he.he).
begitulah hidup. Kesabaran akan berbuah hasil yang teramat manis.
5. Yang tidak kalah pentingnya, sebenarnya banyak kok penerapan
matematika dalam kehidupan nyata. Tentunya dalam dunia ini, menghitung uang,
laba dan rugi, masalah pemasaran barang, dalam teknik, bahkan hampir semua ilmu
di dunia ini pasti menyentuh yang namanya matematika.
Maka sering kali kita mendengar
bahwa matematika itu sulit, padahal kesulitan itu bisa diatasi apabila didukung
dengan banyaknya latihan dirumah, mungkin bukan hanya matematika saja yang
perlu latihan di rumah pada pelajaran lain pun sama. Menurut Robert K. Cooper
dan Ayman Sawaf, membuat satu konsep bahwa “Kecerdasan emosional” dianggap akan
dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan-hambatan psikologis yang ditemuinya
dalam belajar. Menurutnya kecerdasan emosional adalah “Kemampuan merasakan,
memahami dan secara eefktif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energi, informasi, koneksi, dan pengaruh manusiawi”.
Kecerdasan emosional yang
dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, karena emosi
memancing tindakan seorang terhadap apa yang dihadapinya.
Pembelajaran matematika merupakan
pengembangan pikiran yang rasional bagaimana kita dapat mereflesikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dari alasan tersebut penulis tertarik untuk meneliti
tentang pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi hasil belajar
matematik.
Matematika dalam pengembangan SDM.
Secara umum, matematika juga
berperan dalam pengembangan sumber daya manusia. Secara lebih umum, untuk
mengoptimalkan SDM perlu adanya manajemen sumber daya manusia. Setelah disadari
bahwa sumber daya manusia perlu dikaji faktor apa saja dari sumber daya manusia
tersebut yang perlu ditingkatkan. Dalam model awal pada kajian di tersebut,
karakter yang memegang peran pada SDM diprioritaskan antara lain: cerdas (c),
tenggap/responsif (r), cermat/teliti (l) dan taat SOP/disiplin (d). Nampak
bahwa karakter sumber daya manusia, misalnya teliti, akan berhubungan dengan
cerdas, taat melakukan prosedur perhitungan, dengan diulang-ulang sebanyak
iterasi tertentu, tergantung dari proses penyelesaian permasalahan yang
dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa di antara faktor-faktor yang ada pada
sumber daya manusia masih saling berpengaruh antar yang satu dengan yang lain.
Jika pengaruh ini signifikan maka ada kemungkinan model yang dipakai bukan lagi
linier. Jadi, bisa disimpulkan bahwa model pengembangan sumber daya manusia
dapat berbentuk regresi linier berganda yang akan ditentukan oleh koefisien
dari masing-masing faktor yang berupa karakter yang bersangkutan. Makin banyak
jenis data yang terkumpul akan diperoleh model yang semakin halus, iterasi yang
lebih tinggi.
Dari sisi pelajar, pemahaman
tentang manfaat matematika dalam kehidupan sangat berperan penting. Ada pepatah
“Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”. Artinya dalam proses
belajar khususnya belajar matematika, siswa harus mengenal dulu apa itu
matematika ? bagaimana proses matematika ? untuk apa itu matematika ?. Motivasi
tersebut harus diberikan sehingga minat atau kemauan siswa untuk mempelajari
matematika muncul, sehingga pada proses belajarnya mereka akan fokus dan dapat
menerima dengan baik materi yang dipelajari.
Pendidikan matematika dapat
diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan kognitif kearah
kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika.
Ada beberapa karakteristik
matematika, antara lain :
1. Objek yang dipelajari abstrak.
Sebagian besar yang dipelajari
dalam matematika adalah angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau
merupakan hasil pemikiran otak manusia.
2. Kebenaranya berdasarkan
logika.
Kebenaran dalam matematika adalah
kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya kebenarannya tidak dapat
dibuktikan melalui eksperimen seperti dalam ilmu fisika atau biologi. Contohnya
nilai √-2 tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada
jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
3. Pembelajarannya secara
bertingkat dan kontinu.
Pemberian atau penyajian materi
matematika disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara
terus-menerus. Artinya dalam mempelajari matematika harus secara berulang
melalui latihan-latihan soal.
4. Ada keterkaitan antara materi
yang satu dengan yang lainnya.
Materi yang akan dipelajari harus
memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Contohnya ketika akan mempelajari
tentang volume atau isi suatu bangun ruang maka harus menguasai tentang materi
luas dan keliling bidang datar.
5. Menggunakan bahasa simbol.
Dalam matematika penyampaian
materi menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara
umum. Misalnya penjumlahan menggunakan simbol “+” sehingga tidak terjadi
dualisme jawaban.
6. Diaplikasikan dibidang ilmu
lain.
Materi matematika banyak
digunakan atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya materi fungsi
digunakan dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi
penawaran.
Berdasarkan karakteristik
tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang penting dalam kehidupan
bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus ditekankan
kepada siswa sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru.
Logika sebagai matematika murni
Logika termasuk matematika murni
karna matematika adalah logika yang tersistematika. Matematika adalah
pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau
simbol-simbol matematik (logika simbolik).
Selain materi himpunan, ada
pembelajaran Matematika realistik yang membantu agar matematika jadi lebih
akrab dengan kehidupan.
Materi matematika tentang
Himpunan misalnya. Dengan mempelajari Himpunan, diharapkan kemampuan logika
akan semakin terasah. Sebaliknya, untuk mempelajari Himpunan secara tidak
langsung akan memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis.
Logis
Logika seperti apa yang perlu
kita asah? berpikir logis yang bagaimana yang di kehidupan kita?
Logika sendiri berasal dari kata
Yunani kuno logos yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan
lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika juga sering disebut dengan
logike episteme atau ilmu logika yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur.
Dalam hidup, logika memiliki
peran penting. Karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak kegunaan
logika antara lain:
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan
objektif
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian
Jadi logika matematika membantu
agar matematika jadi lebih akrab dengan kehidupan.